Anak merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh orang tua. Memiliki anak yang patuh kepada orang tua, cerdas, dan bermanfaat bagi sesama menjadi beberapa kriteria idaman yang sering diharapkan oleh orang tua untuk anaknya. Kriteria idaman yang diharapkan tentunya membutuhkan usaha keras dari orang tua sebagai pendidik karakter pertama dan utama dalam keluarga. Salah satu masa yang dianggap berat oleh orang tua dalam mendidik anak adalah ketika anak menginjak masa remaja.
Anak di Usia Remaja
Masa remaja sering dikenal sebagai masa transisi dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa. Tahap perkembangan ini menjadi salah satu tahap yang cukup sulit dilalui baik untuk orang tua maupun anak itu sendiri. Anak yang menginjak usia remaja secara biologis mulai terjadi banyak pertumbuhan, baik laki-laki maupun perempuan.
Pertumbungan sering kita ketahui dengan tumbuhnya rambut di beberapa area tertentu, mulai matangnya organ reproduksi, timbulnya jerawat bagi beberapa remaja, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga diiringi dengan hormon yang mulai aktif. Hormon tersebut akan mempengaruhi emosi remaja sehingga akan berdampak pada perilaku yang ditimbulkan oleh remaja tersebut. Oleh karena itu beberapa anak merasa sulit mengenali dan mengontrol emosi yang timbul tanpa diminta, begitupun dengan beberapa orang tua yang mulai kewalahan dengan tingkah anaknya.
Erikson (salah satu yang tokoh memberikan sumbangsih keilmuan dalam psikologi perkembangan) berpendapat bahwa di tahap ini merupakan tahap pencarian jati diri. Anak-anak akan mulai mengidentifikasikan dirinya sebagai orang yang seperti apa. Identitas yang didefinisikan oleh anak nantinya akan membentuk konsep diri pada remaja. Tentang bagaimana remaja memandang dan menampilkan dirinya di masyarakat. Lebih lanjut lagi, William Kay mengungkapkan beberapa tugas yang akan dilalui dalam tahap perkembangan remaja :
1. Menerima keadaan fisiknya
Sebagaimana yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa terdapat banyak perubahan fisik yang nantinya akan dialami oleh remaja, salah satu hal menjadi tugas perkembangan remaja adalah mampu menerima keadaan fisik termasuk di dalamnya menstruasi yang harus dialami oleh sebagian besar remaja perempuan. Penerimaan tersebut bersifat unik, yang artinya remaja diharapkan mampu menerima perbedaan fisik yang dimilikinya dengan remaja lain karena setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing.
2. Mandiri secara emosional
Meskipun belum sepenuhnya bisa terlepas dari orang tua, remaja mulai harus belajar untuk mandiri dalam mengontrol emosinya. Hal tersebut tidak dapat langsung berhasil dilakukan ketika seorang anak pertama kali menginjakkan usianya di masa remaja. Anak perlu menyesuaikan diri sekian tahun (berbeda tiap anak) untuk dapat lebih mandiri secara emosional. Anak diharapkan mampu untuk mengenali emosi-emosi yang muncul dari dalam dirinya, mengenali ketika ia sedang marah, sedih, jijik, senang atau takut.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi
Tidak kita pungkiri bahwa di masa remaja ini lingkungan pergaulan anak sudah berkembang menjadi lebih luas. Maka secara tidak langsung anak akan mengembangakan ketrampilannya dalam berkomunikasi baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan role model
K-Pop menjadi salah satu idola yang banyak digemari oleh remaja. Menjadi hal yang wajah di usia ini remaja akan memiliki tokoh idolanya masing-masing. Meskipun tingkat kefanatikan tiap remaja berbeda-beda namun tokoh idola tersebut nantinya akan menjadi role model bagi remaja. Adapun role model ini bisa jadi berubah seiring berjalannya waktu atau bisa saja menetap hingga dewasa.
5. Menerima dan mempercayai kemampuan diri
Hal yang tidak kalah penting adalah menerima dan mempercayai kemampuan yang dimiliki oleh seorang remaja. Banyak orang yang hingga dewasa bahkan tidak mempercayai kemampuan yang dimilikinya yang berakibat pada perasaan rendah diri. Tugas ini menjadi salah satu tugas yang cukup penting untuk mengembangkan identitas diri yang kuat pada remaja.
6. Memperkuat kontrol diri
Banyak kita temui kasus remaja yang ikut tawuran hanya karena ikut ikutan teman saja. Hal tersebut merupakan salah satu contoh perilaku remaja yang menjadikannya alasan kenapa remaja harus memperkuat kontrol diri. Sama halnya seperti tugas perkembangan lain, tugas perkembangan ini juga membutuhkan waktu dan pengalaman remaja untuk dapat memperkuat kontrol dirinya akan keadaan yang nantinya di alami maupun kontrol terhadap emosi yang muncul dari dalam diri. Kaitannya dengan kontrol diri, bukan berarti harus menahan emosi yang muncul sepenuhnya, namun hal tersebut merujuk pada pengendalian agar emosi dapat tersalurkan pada tempatnya tanpa merugikan orang lain maupun diri sendiri.
7. Mampu memberikan respon dan menyesuaikan diri
Remaja yang sudah bukan anak-anak lagi harus mulai menyesuaikan diri dengan berbagai tanggung jawab yang ada. Sudah bukan saatnya untuk hanya bermain lagi, remaja memiliki banyak tuntutan yang harus diselesaikan dengan baik.
Tidak hanya remaja, setiap tahap perkembangan yang dilalui oleh manusia sepanjang hidup memiliki tugasnya masing-masing dan berbeda-beda. Salah satu tahap yang cukup menjadi perhatian adalah masa remaja. Dengan mengenali sedikit tugas perkembangan anak pada usia remaja diharapkan akan mempermudah kita semua dalam menyikapi setiap perilaku yang dimunculkan oleh anak pada usia remaja.
Sekian dan terimakasih. Semoga bermanfaat J
Referensi :
Yusuf, S. (2014). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Posting Komentar
Posting Komentar