GubugJiwa

4 Cara Berterimakasih Pada Diri Sendiri

Posting Komentar

 Hari ini, sudahkah berterima kasih pada diri sendiri ? karena telah bertahan, menyeka air mata yang menetes sambil mengukirkan senyum di waktu sama. Melangkahkan kaki menuju ke episode waktu yang baru, tahun 2022.

 

Tidak apa, jika beberapa resolusi atau harapan di tahun 2021 masih menjadi resolusi atau harapan di tahun 2022. Kalau kata orang “Tuhan punya rencana-Nya sendiri”.

 

Bebas

Pict by : pixabay


Salah satu kalimat klise yang akan kita dengar saat merasa di titik terbawah adalah “Kamu tidak sendirian”. Kalimat itu bisa saja benar dan bisa saja salah, tergantung bagaimana cara kita memaknainya.

 

Ketika memaknainya dengan cara melihat hanya pada satu saja aspek kehidupan tanpa melibatkan aspek lain (misalkan “belum berhasil dalam satu bidang”) pastinya kita tidak sendirian. Masih banyak teman kita yang merasakannya, dan agak kejamnya adalah mau tidak mau hidup tetap harus berjalan. Tidak hanya hidup kita, tapi hidup orang yang menyayangi kita, orang yang kita sayangi, dan hidup orang lain dari negeri entah berantah.

 

Namun, hal itu menjadi tidak berlaku ketika masuk ke dalam ranah yang lebih privasi. Dengan hal-hal yang tidak bisa kita ceritakan kepada siapapun, kaitannya dengan peristiwa-peristiwa di masa lalu kita. “Kamu Hebat” . Tidak ada satupun orang yang merasakan hal sama persis seperti kita. Kalau kata orang “Akupun tidak akan kuat jika jadi kamu, pun kamu, belum tentu kuat jika jadi aku”. Semua sudah sesuai porsinya nak, katanya.

 

Tidak menutup kemungkinan, beberapa aspek kehidupan kita menemukan beberapa persamaan, misalnya kesamaan perjuangan, kesamaan konflik, kesamaan perjuangan yang membuat diri kita menjadi sedikit lebih kuat. Meskipun, pada akhirnya kebahagiaan kita berada di tangan kita sendiri, ada di dalam kendali kita.

 

Ada beberapa cara kita untuk berterimakasih dengan diri kita sendiri, misalkan :

1.       Berbicara di depan cermin

Bercermin
Pict by : pixabay


Amati dengan baik-baik mata yang ada di dalam cermin itu, mata itu telah melihat banyak sekali kenangan, mata itu telah mengeluarkan berbagai jenis air mata. Hidung itu, mulut, pipi, rambut, dan apapun yang terlihat di dalam cermin itu.

 

Diam sejenak, rasakan semua perasaan yang muncul, menangislah jika ingin. Lalu ucapkan semua yang ingin keluar, jangan kutuk salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang berdiri tepat di dalam cermin itu. Ucapkan terimakasih sembari ingat beberapa perjuangan hebat yang selama ini telah dilakukan, urusan hasil ? mau berhasil ataupun dianggap gagal, sosok di dalam cermin itu sudah melakukan tugasnya dengan baik sesuai versinya meskipun jauh dari kata sempurna.

 

2.       Self Reward

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan untuk diri sendiri, tidak harus hal yang mahal atau mewah, namun jika ingin juga tidak masalah.

 

Ada banyak alternatif pilihan untuk memberikan self reward untuk diri sendiri. Jalan-jalan, beli coklat di minimarket, nonton film kesukaan di bioskop, bermain di tempat bermain dan berbagai self reward lain yang sudah diniatkan untuk berterimakasih kepada diri sendiri atas semua hal baik yang diusahakan.

 

3.       Beri Jeda

Seperti halnya berlari mengelilingi lapangan, berjuang juga butuh energi, baik secara fisik maupun mental. Beberapa papan reklame di jalan bahkan sampai berkata “istirahat, kamu bukan robot”.

 

Beri kepastian waktu yang jelas untuk beristirahat karena hal ini sangat penting agar istirahat lebih efektif. Maksimalkan waktu jeda untuk beristirahat dari hiruk pikuk dunia luar yang sangat bising itu. Pertanyaan baru muncul “bagaimana caranya, waktuku tidak banyak ?”

 

Terjawablah oleh angin “tidak perlu banyak waktu, cukup yang berkualitas”, satu satunya orang yang paling mengerti dimana celah untuk memberi jeda adalah diri kita sendiri. Coba renungkan bagaimana caranya.

 

4.       Tulis Surat

Tidak harus berbentuk surat, namun tulis saja ucapan itu di media yang disukai. Di daun mungkin, atau buku diary, dan apapun itu.

 

Tuliskan ucapan terima kasih kepada diri sendiri. Sama halnya dengan berbicara di depan cermin, hanya saja dengan menggunakan media yang berbeda.

 

Entahlah, ketika flashback ke perjuangan yang telah lalu, beberapa dari kita akan menitikan air mata, dan disitulah kita akan lebih menerima perasaan kita.


Menghela napas, sudah seperti bernapas itu sendiri, tidak disadari, melepaskan emosi apapun itu dengan secarik untaian kata “yasudahlah” menjadi keseharian. Mungkin ketika mempraktikkan beberapa alternatif cara di atas akan dibarengi dengan aktivitas itu, its okay, its normal J

 

Sejenak terlintas, untuk apa sebenarnya mengucapkan terimakasih kepada diri sendiri ? Entahlah, coba rasakan sendiri manfaatnya, secara pribadi, mungkin bisa kita anggap sebagai memanusiakan diri kita sendiri dan menjadi bahan bakar untuk melanjutkan perjuangan di episode kehidupan berikutnya.

 

Namun, jika masih dirasa berat, maka tidak ada salahnya untuk menghubungi profesional (psikolog atau psikiater) terdekat.

 

Gagal

Pict by : pixabay


Sepertinya sebagian besar dari kitapun telah paham jika mencari profesional (psikolog atau psikiater) bukan berarti kita gila. Namun kebedaraan mereka akan membantu kita untuk mengurai benang kusut di dalam kepala kita.

 

Akses tersebut bisa diperoleh di rumah sakit, beberapa puskesmas, praktik pribadi, atau bisa dengan menggunakan aplikasi kesehatan yang banyak tersedia di play store. Proses konsultasi juga dapat dilakukan secara online maupun tatap muka secara langsung dengan varian biaya yang bervariasi. Beberapa akses kesehatan jiwa juga dapat menggunakan BPJS kesehatan.

 

Tidak apa untuk mengulangi resolusi di tahun sebelumnya, dan tidak apa juga untuk meningkatkan resolusi itu. Jangan lupa berterima kasih pada jiwa dan fisik yang dititipkan oleh Tuhan ini. Sekian.

 


santiriksa
Sedang belajar ngeblog II Yuk Follow IG @gubug_jiwa atau klik logo Instagram di halaman paling bawah
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar