GubugJiwa

Bunuh Diri karena Putus Cinta

26 komentar
    

 

Bunuh Diri, Putus Cinta, Mengakhiri Hidup

    Kasus bunuh diri seolah tidak ada habisnya, baru-baru ini ditemukan seorang remaja perempuan di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan dasi di sebuah pohon jambu. Informasi yang beredar mengatakan bahwa remaja tersebut melakukan bunuh diri karena putus cinta. Remaja tersebut meninggalkan sepucuk surat untuk mantan pacarnya dan untuk kedua orang tuanya. Surat tersebut sudah beredar di dunia maya seperti Instagram dan Facebook serta di portal berita online.

Isi Surat Sebelum Bunuh Diri


     Surat yang ditulis oleh FM (17) ini terdiri atas 3 lembar, lembar pertama hanya berisi pesan singkat, halaman kedua berisi surat untuk mantan kekasihnya yang baru putus 2 hari sebelum FM melakukan bunuh diri, dan  halaman yang ketiga berisi surat untuk kedua orang tua FM. Berikut isi surat yang telah beredar di dunia maya tersebut 
    

Halaman Pertama

   Di halaman pertama ini berisi tulisan singkat seolah menjadi pembuka dari isi surat yang ditulis di halaman selanjutnya.
Surat Bunuh Diri
Sumber : IG @terlalu_sempit
    TOLONG
    DIBUKA
    GOOD BYE
    ALL

Halaman Kedua

    Di halaman kedua ini, FM menuliskan surat yang ingin disampaikan kepada mantan pacarnya, dimana FM menyamakan hubungannya dengan hidupnya.

Surat Bunuh Diri
Sumber : IG @terlalu_sempit
Buat Alpin
    Terima kasih atas semuanya
semua yang tlah kamu berikan
terhadap aku ...

ini janjiku dulu

    kalau aku akan mencintaimu 
sampai aku mati
    Dan hubungan ini saya samakan
dgn hidup saya. Jika hubungan 
ini berakhir maka hidupku pun juga
berakhir

    Demi Tuhan aku berjanji aku
tidak akan mengganggu kamu lagi
ini akhir pertemuan kita ...

Berjanjilah jangan tangisi kepergianku

Aku mencintaimu
 

Halaman Ketiga

    Di halaman ketiga, FM menuliskan surat untuk kedua orang tuanya bahwa ia meminta maaf dan berterima kasih kepada orang tuanya.
Surat Bunuh Diri
Sumber : IG @terlalu_sempit
Surat buat mama dan papaku

Saya mintak maaf jika saya belum 
bisa membahagiakan kalian berdua
maafkan saya yan telah membuat
kalian kecewa...
    Sungguh semakin hari aku semakin
muak menghadapi semua masalah dalam
hidupku...
    Ibu... bapak...
maafkan aku yang telah memilih jalan
yang salah...
    Terima kasih yang sudah menjadi
oran tua yang baik dalam hidup aku
    Aku sayang sama kalian
semua...
    Doakan aku semoga aku 
bisa berjumpa mama papa dan saudaraku
kelak nanti

I LOVE YOU

    Ketiga lembar surat tersebut ditemukan tidak jauh dari tempat FM mengakhiri hidupnya. Diketahui FM masih berusia kurang lebih 17 tahun dan merupakan murid SMK.  Mirisnya lagi, diberitakan bahwa mantan pacar FM melakukan bunuh diri juga dengan cara yang sama yaitu gantung diri. Akan tetapi berdasarkan informasi dari Tribun News, kabar yang bereda hanya berita bohong alias Hoax, dimana saat ini A (mantan pacar FM) masih diamankan di Polres Tana Toraja. Sayangnya, kasus di atas bukanlah kasuh pertama di Indonesia, untuk lebih jelasnya mari kita baca ulasan di bawah ini

Kasus Bunuh Diri di Indonesia

   Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Infodatin Kementerian Kesehatan RI,  WHO Global Health Estimates menyatakan bahwa kasus bunuh diri yang mengakibatkan kematian di Indonesia sebesar 3,4 tiap 100.000 penduduk, dimana angka kematian akibat bunuh diri laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (2016). Data tersebut, jika di asumsikan pada jumlah penduduk di Indonesia tahun 2018, maka perkiraan angka kematian karena bunuh diri sekitar 9.000 kasus.
    Hasil SRS (Sample Registration System) menunjukkan bahwa usia produktif menjadi sumbangsih terbanyak kasus kematian akibat bunuh diri ini. Sekitar 46% pada usia 25-49 tahun (hmmm.. hampir 50% sendiri yah) dan sekitar suia 15 sampai 64 tahun, yaitu sebesar 75%. Adapun cara yang sering digunakan yaitu dengan cara gantung diri, gantung diri ini menyumbang 60,9% cara yang dipilih dibandingkan dengan cara lain.
    Berbanding terbalik dengan angka keseluruhan (semua usia) kematian bunuh diri yang dilaporkan WHO, GSHS Kementerian Kesehatan tahun 2015 menyebutkan bahwa proporsi keinginan bunuh diri yang dialami oleh pelajar SMP dan SMA lebih tinggi pada perempuan. Pada data tersebut disebutkan bahwa  5,9 %  pelajar perempuan ingin bunuh diri, dan 4,3 % pelajar laki-laki ingin bunuh diri.
     Jika ditanyakan penyebab bunuh diri, kurasa akan muncul berbagai penyebab mulai dari yang umum hingga spesifik. Seperti halnya kasus di atas, masalah percintaan masih menjadi salah satu penyebab bunuh diri di Indonesia. Namun tidak hanya percintaan, banyak faktor lain yang menyumbang munculnya keinginan bunuh diri pada seseorang seperti permasalahan keluarga, pekerjaan, pendidikan, faktor genetik dan lain sebagainya. 


Upaya Pencegahan Bunuh Diri

    Tidak perlu mencari siapa yang salah 😅. Mari kita bersama-sama membantu mengurangi angka bunuh diri di sekitar kita. Bagaimana caranya ? Yuk simak ulasan di bawah ini :

Kenali Tanda-Tandanya

    Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Infodatin Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, salah satu cara atau upaya pencegahan bunuh diri adalah dengan mengenali tanda-tanda bunuh diri orang di sekitar kita. Berikut tanda-tanda individu ingin melakukan bunuh diri menurut Infodati Kemenkes RI :
  • Membicarakan tentang bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan kematian
  • Mulai mencari akses memiliki senjata api
  • Menarik diri dari teman, keluarga, dan sahabat
  • Perubahan suasana hati yang parah
  • Merasa putus asa atau terjebak di suatu masalah
  • Konsumsi minuman keras meningkat
  • Tidur jauh lebih lama dari biasanya atau malah memiliki masalah tidur
  • Mudah marah yang tak terkendali
  • Mulai memberikan barang-barang pribadi untuk orang lain
  • Perilaku merusak atau menyakiti diri sendiri
  • Mengatakan selamat tingal pada orang-orang seolah mereka tak akan bersama lagi
  • Berkembangnya perilaku cemas atau gelisah ketika mengalami beberapa tanda sebelumnya
Ajak Bicara

    Setelah mengetahui tanda-tanda di atas, dan merasa bahwa ada orang terdekat memiliki salah satu atau lebih tanda-tanda di atas maka jangan sungkan untuk mengajaknya berbicara. Akan tetapi kita juga harus berhati-hati dalam memilih tema pembicaraan. Hindari pertanyaan-pertanyaan sensitif dan terkesan menghakimi. Tanyakan kondisi yang sedang di alami oleh orang tersebut, tanyakan dengan nada yang enak untuk didengar dan tidak memaksa. Salah satu hal yang penting yaitu lokasi untuk berbicara, orang tersebut akan lebih merasa aman jika kita mengajak berbicara di tempat yang menjaga privasinya.

Dengarkan

    Usahakan untuk tidak langsung menasehati atau memberikan masukan kepada orang tersebut, akan lebih membantu jika kita menjadi pendengar tanpa menghakimi. Karena orang-orang yang rentan terhadap bunuh diri akan menjadi lebih sensitif dan memiliki pandangan yang berbeda. Dengarkan apapun yang di ceritakan, jangan di jeda sampai orang tersebut benar-benar selesai berbicara.

Hubungi Ahli

    Menjadi sangat rentan bagi kita untuk langsung memberikan intervensi khusus terhadap orang yang memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Karena perlakuan yang diberikan kepada orang yang memiliki pemikiran untuk bunuh diri tidak dapat disamaratakan satu sama lain. Sebagai upaya untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan, disarankan untuk menghubungi ahli.
    
    Kasus bunuh diri karena putus cinta yang terjadi di Sulawesi tersebut menjadi bukti bahwa "bunuh diri" masih terjadi di sekitar kita. Mari kita bersama-sama mengupayakan untuk pencegahan terjadinya bunuh diri. Apabila salah satu dari kita memiliki pemikiran tersebut, maka jangan ragu untuk segera meminta pertolongan. Karena apa ? Karena kita manusia, kita selalu membutuhkan pertolongan satu sama lain. Sekian, terimakasih. Semoga Bermanfaat.

Referensi :
TribunNews.com
Kemenkes RI
Instagram @terlalu_sempit

Jangan lupa tinggalkan jejak 😘

santiriksa
Sedang belajar ngeblog II Yuk Follow IG @gubug_jiwa atau klik logo Instagram di halaman paling bawah

Related Posts

26 komentar

  1. Ya Allah mbak bacanya nyesek banget, aduh Ya Allah kok bisa ya punya pikiran untuk bunuh diri. sampai mau nangis saya hiks. btw tulisannya mbak Santi rapi dan keren banget datanya banyak >< semangat mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pas pertama baca artikelnya juga miris Mba, di media sosial juga tersebar fotonya. Btw, terimakasih Mba Aky, semangat juga ngeblognya Mba

      Hapus
  2. Semoga tak ada lagi kasus bunuh diri seperti ini, merasa akan mengakhiri masalah hidup, padahal ia baru saja memulai masalah baru dalam kehidupannya di alam barzah. wallahu a'lam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Terimakasih sudah berkunjung :)

      Hapus
  3. Semoga kasus seperti ini gak ada lagi dan gak akan terjadi lagi...Miri sekali .. huhhuuhjh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, mari kita berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  4. Penting banget juga buat kita belajar mendengarkan ketika orang lain sedang curhat. Karena kebanyakan orang yg melakukan suicide memberi tahu orang lain tentang keinginannya bunuh diri dan berharap mendapat dukungan supaya gak jadi suicide

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju sekali Mba, mendengarkan tanpa menjudge menjadi salah satu cara menolong banyak orang :). Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  5. Naudzubillah himindzalik.. mudahnya mengakhiri hidup hanya karena persoalan duniawi, seakan lupa dengan nikmat lain yang Allah limpahkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang sulit adalah menciptakan lingkungan yang berdampak positif yah Mba :) Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  6. Pas baca lembar ketiga nggak bisa nahan tangis. Aaaa Yaa Allah, ia sendiri mengakui bahwa itu jalan yang salah...

    Yaa Allah, semoga kita terhindar dari hal semacam itu dan jika ada orang di sekitar kita yang punya tanda-begitu semoga kita diberi kekuatan untuk membantunya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiinn, semoga yah Mba :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  7. Semoga kita selalu diberi nikmat iman, ya. Dengan memperbanyak silaturahmi, setidaknya kita bisa menghilangkan kegalauan yang mengusik keimanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Mba, semoga diberikan lingkungan yang berdampak positif dalam pergaulan :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  8. dari kacamata seorang ibu, saya menjadikan ini pelajaran, untuk bagaimana mengasuh dan mendampingi anak saya. Naudzubillah himindzalik, semoga kita selalu dalam perlindunganNya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiinn Mba, semoga putra/putri Mba menjadi pribadi yang tangguh dan berpemikiran terbuka :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  9. Semoga kita semua dihindarkan dari hal-hal seperti ini, aamiin....Hal utama solusi terbaik yaitu penguatan agama dari pihak keluarga dan pergaulan agamis yang bisa memberi kekuatan mental dan bathin seseorang ketika dalam menghadapi suatu permasalahan hidup apapun bentuk permasalahannya. Terlebih jika masih remaja diperlukan sekali keluarga dan sahabat yang mampu mendukung terciptanya mental yang sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiinn, iyah memperkuat agama dan menciptakan mental yang sehat yah Mba :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  10. Miris melihat kasus seperti ini, tanpa berfikir panjang lansung memutuskan bunuh diri. Padahal masih banyak jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan. Keluarga dan lingkungan yang mendukung sangat di perlukan untuk anak" usia remaja, karena mereka belum bisa melihat masalah secara keseluruhan dan menyelesaikannya secara bijak. Penyelesaian masalah hanya berdasarkan emosional saja :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, emosi masih labil ditambah secara biologis juga hormon sedang bergejolak. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  11. Dalam kasus remaja, peran kedua orang tua sangat penting. Di masa labil anak, memang perlu pendampingan orang tua. Sangat disayangkan hanya karena masalah putus cinta, sang anak menghinglangkan nyawanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga keluarga yang ditinggalkan juga diberi kekuatan yah Mba :). Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  12. Ini benar2 budak cinta. Astagfirullah kasian bgt kasus yang kyak gini, jadi matinya cuma-cuma banget.
    Lingkungan dan keluarga memang sangat berperan dalam hal ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita bisa menciptakan lingkungan yang berdampak positif yah Mba :) Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  13. Miris bacanya mbak. Terkadang, selain kurang edukasi juga pasti sebenanrnya mereka butuh teman bicara. Mungkin bagi sebagian orang putus cinta itu biasa aja, tapi bagi sebagian lain dengan karakter dan jalan pikir masing-masing orang bisa jadi itu merupakan masalah besar untuk hidup dia. So, kita usahakan untuk tidak menyamakan kapasitas kita dengan kapasitas orang lain dalam menghadapi masalah.
    Bagus banget mbak ulasannya. Semoga kita semua bisa terhindar dari perbuatan2 seperti ini dan bisa saling membantu serta peka sama orang-orang di sekitar kita.
    Semangaatt kakakk:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju sekali dengan Mbak Ra, terimakasih sudah menambahkan sudut pandang baru. Terimakasih juga sudah berkunjung

      Hapus

Posting Komentar