“Kok dia udah punya karya ya, sedangkan aku belum, berarti aku harus membuat sebuah karya”
Dari
kalimat di atas, kita bisa memaknainya dari dua sudut pandang, satu sisi hal
tersebut berarti sebuah tuntutan yang berasal dari dalam diri kita sendiri,
yang terkadang dalam porsi yang berlebihan ditambah dengan berbagai tuntutan
dari luar akan membuat kepala kita menjadi serasa penuh. Sisi lain, hal
tersebut akan membuat diri kita menjadi seorang yang lebih kreatif dan inovatif
untuk menjadi lebih produktif serta membuat perubahan yang lebih positif. Lalu
sebenarnya apakah kita butuh stres ? Tapi tunggu, stress itu apa ?
Stress Itu Apa ?
Stress
dapat kita maknai sebagai sebuah keadaan dimana kita merasa tegang dan tidak
nyaman. Keadaan tersebut dapat dialami oleh semua orang dan merupakan hal yang
normal karena semakin bertambahnya usia maka tuntutan akan semakin bertambah
sehingga membuat kita harus keluar dari zona nyaman meskipun merasakan
ketegangan di dalamnya. Adapun ciri-ciri stress adalah sebagai berikut :
1. Gejala stress pada pikiran
Gejala
yang muncul pada pikiran yaitu mudah lupa, sulit berkonsentrasi, sulit
mengambil keputusan, dan berpikiran negatif.
2. Gejala stress pada perasaan
Gejala
yang muncul pada perasaan adalah menjadi sensitif, seperti mudah merasa marah,
mudah tersinggung, mudah merasa sedih, mudah merasa cemas, dan merasa “penuh”.
3. Gejala stress pada tubuh
Gejala
yang muncul pada tubuh yaitu sakit kepala/migrain, otot leher/bahu terasa
tegang, mudah merasa lelah, sistem imun menurun/mudah sakit, dan asam lambung
naik.
4. Gejala stress pada perilaku
Gejala
yang muncul pada perilaku yaitu berbicara dengan intonasi tinggi, mudah
menangis, insomnia, dan perubahan pola makan.
Jika
membicarakan tentang penyebab stres, maka tidak bisa kita sama ratakan antara
satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan penyebab dari stress
atau bisa kita sebut dengan stressor bersifat netral. Nah yang membuat diri
kita merasa tegang adalah bagaimana kita memaknai stressor tersebut, proses
pemaknaan inilah yang berbeda antara satu orang dengan orang lain.
Berbicara
di depan umum merupakan hal yang bersifat netral. Bagi beberapa orang
menganggap hal tersebut biasa saja, dan tidak masalah untuk berbicara di depan
banyak orang. Namun berbeda bagi beberapa orang lain, banyak yang gemetar,
keringan dingin, seketika lupa akan hal-hal yang akan disampaikan. Pemaknaan
akan “berbicara di depan umum” antara satu orang dengan orang lain berbeda,
adapun banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah pengalaman di masa
lalu.
Dua Jenis Stress
Stress
yang sering kita kenali saat ini yaitu merupakan jenis distress. Distress ini
merupakan jenis stress yang membuat kita merasa sedih dan tidak berdaya.
Misalkan stress karena kehilangan laptop akan membuat kita sedih bukan hanya
karena kehilangan barang dengan nominal harga yang tidak murah, akan tetapi
karena file di dalamnya merupakan file yang penting, apalagi bagi mahasiswa
yang sedang mengerjakan tugas akhir. Namun, tingkat distress ini juga
berbeda-beda satu sama lain bergantung pada latar belakang pemilik benda
tersebut.
Selain
distress, terdapat juga stress yang membuat diri kita menjadi lebih tangguh dan
mengalami peningkatan. Stress jenis ini disebut dengan istilah eustress. Sama
halnya dengan contoh tentang stress yang disebabkan karena akan berbicara di
depan umum, stress tersebut akan membuat seseorang menjadi belajar untuk public speaking, sehingga meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
Terlepas
dari kedua jenis stress tersebut, pada dasarnya kita memang membutuhkan sebuah
keadaan yang memaksa kita untuk bertumbuh. Setelah kita menyadari bahwa kita
tidak dapat menghindari sebuah proses yang nantinya berpotensi untuk menjadi
stressor, maka yang perlu kita siasati adalah tentang bagaimana kita merespon
hal tersebut.
Sebagaimana
stressor tiap orang yang berbeda-beda, cara untuk mengurangi intensitas tress
tiap orang juga berbeda. Alternatif pilihan yang bisa dilakukan juga
menyesuaikan kepribadian masing-masing individu. Ada orang yang memilih
melepaskan penat dengan cara jalan-jalan ke mall, atau berbelanja, dan berbagai
kegiatan lain dengan melibatkan pertemuan dengan banyak orang. Ada juga invidu
yang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian di tempat yang
cenderung sepi dan menyatu dengan alam. Jika waktu dan tempat tidak
memungkinkan, maka beberapa alternatif lain yang bisa digunakan adalah dengan
mendengarkan musik kesukaan, atau membuat kopi. Jadi mari kita berdamai dengan
stress, karena kita butuh stress dalam intensitas tertentu untuk membuat kita
berkembang. Lalu bagaimana cara pembaca sekalian dalam mengurangi atau
menyikapi stress tersebut ? silahkan bagikan di kolom komentar jika tidak
keberatan..
Bagi
pembaca sekalian yang sedang merasa stress juga dapat mengakses layanan
Psikologi Untuk Sehat Jiwa (SEJIWA) dengan cara menghubungi 119 lalu tekan 8.
Informasi lebih detail silahkan cek di website sejiwa atau kunjungi website himpsi. Pembaca sekalian juga dapat mengakses audio relaksasi mental yang dapat dilakukan di rumah.
Sekian
dan terimakasih.
Referensi
:
Machdy, R. (2020). Loving The Wounded Soul : Alasan
dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Posting Komentar
Posting Komentar