GubugJiwa

Kita Butuh Stres

    

Kita Butuh Stress

    Menjalani aktivitas menjadi seorang manusia memang sangat melelahkan, entah bagi pelajar maupun pekerja. Tuntutan seolah tidak ada hentinya, meskipun sesekali tuntutan tersebut tidak berasal dari luar melainkan dari dalam diri kita sendiri.

“Kok dia udah punya karya ya, sedangkan aku belum, berarti aku harus membuat sebuah karya”

    Dari kalimat di atas, kita bisa memaknainya dari dua sudut pandang, satu sisi hal tersebut berarti sebuah tuntutan yang berasal dari dalam diri kita sendiri, yang terkadang dalam porsi yang berlebihan ditambah dengan berbagai tuntutan dari luar akan membuat kepala kita menjadi serasa penuh. Sisi lain, hal tersebut akan membuat diri kita menjadi seorang yang lebih kreatif dan inovatif untuk menjadi lebih produktif serta membuat perubahan yang lebih positif. Lalu sebenarnya apakah kita butuh stres ? Tapi tunggu, stress itu apa ?

Stress Itu Apa ?

    Stress dapat kita maknai sebagai sebuah keadaan dimana kita merasa tegang dan tidak nyaman. Keadaan tersebut dapat dialami oleh semua orang dan merupakan hal yang normal karena semakin bertambahnya usia maka tuntutan akan semakin bertambah sehingga membuat kita harus keluar dari zona nyaman meskipun merasakan ketegangan di dalamnya. Adapun ciri-ciri stress adalah sebagai berikut :

Gejala Stress


1. Gejala stress pada pikiran

    Gejala yang muncul pada pikiran yaitu mudah lupa, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, dan berpikiran negatif.

2. Gejala stress pada perasaan

    Gejala yang muncul pada perasaan adalah menjadi sensitif, seperti mudah merasa marah, mudah tersinggung, mudah merasa sedih, mudah merasa cemas, dan merasa “penuh”.

3. Gejala stress pada tubuh

    Gejala yang muncul pada tubuh yaitu sakit kepala/migrain, otot leher/bahu terasa tegang, mudah merasa lelah, sistem imun menurun/mudah sakit, dan asam lambung naik.

4. Gejala stress pada perilaku

    Gejala yang muncul pada perilaku yaitu berbicara dengan intonasi tinggi, mudah menangis, insomnia, dan perubahan pola makan.

    Jika membicarakan tentang penyebab stres, maka tidak bisa kita sama ratakan antara satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan penyebab dari stress atau bisa kita sebut dengan stressor bersifat netral. Nah yang membuat diri kita merasa tegang adalah bagaimana kita memaknai stressor tersebut, proses pemaknaan inilah yang berbeda antara satu orang dengan orang lain.

    Berbicara di depan umum merupakan hal yang bersifat netral. Bagi beberapa orang menganggap hal tersebut biasa saja, dan tidak masalah untuk berbicara di depan banyak orang. Namun berbeda bagi beberapa orang lain, banyak yang gemetar, keringan dingin, seketika lupa akan hal-hal yang akan disampaikan. Pemaknaan akan “berbicara di depan umum” antara satu orang dengan orang lain berbeda, adapun banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah pengalaman di masa lalu.

Dua Jenis Stress

    Stress yang sering kita kenali saat ini yaitu merupakan jenis distress. Distress ini merupakan jenis stress yang membuat kita merasa sedih dan tidak berdaya. Misalkan stress karena kehilangan laptop akan membuat kita sedih bukan hanya karena kehilangan barang dengan nominal harga yang tidak murah, akan tetapi karena file di dalamnya merupakan file yang penting, apalagi bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Namun, tingkat distress ini juga berbeda-beda satu sama lain bergantung pada latar belakang pemilik benda tersebut.

    Selain distress, terdapat juga stress yang membuat diri kita menjadi lebih tangguh dan mengalami peningkatan. Stress jenis ini disebut dengan istilah eustress. Sama halnya dengan contoh tentang stress yang disebabkan karena akan berbicara di depan umum, stress tersebut akan membuat seseorang menjadi belajar untuk public speaking, sehingga meningkatkan kemampuan yang dimiliki.

    Terlepas dari kedua jenis stress tersebut, pada dasarnya kita memang membutuhkan sebuah keadaan yang memaksa kita untuk bertumbuh. Setelah kita menyadari bahwa kita tidak dapat menghindari sebuah proses yang nantinya berpotensi untuk menjadi stressor, maka yang perlu kita siasati adalah tentang bagaimana kita merespon hal tersebut.

    Sebagaimana stressor tiap orang yang berbeda-beda, cara untuk mengurangi intensitas tress tiap orang juga berbeda. Alternatif pilihan yang bisa dilakukan juga menyesuaikan kepribadian masing-masing individu. Ada orang yang memilih melepaskan penat dengan cara jalan-jalan ke mall, atau berbelanja, dan berbagai kegiatan lain dengan melibatkan pertemuan dengan banyak orang. Ada juga invidu yang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian di tempat yang cenderung sepi dan menyatu dengan alam. Jika waktu dan tempat tidak memungkinkan, maka beberapa alternatif lain yang bisa digunakan adalah dengan mendengarkan musik kesukaan, atau membuat kopi. Jadi mari kita berdamai dengan stress, karena kita butuh stress dalam intensitas tertentu untuk membuat kita berkembang. Lalu bagaimana cara pembaca sekalian dalam mengurangi atau menyikapi stress tersebut ? silahkan bagikan di kolom komentar jika tidak keberatan..

Konsultasi Sejiwa


    Bagi pembaca sekalian yang sedang merasa stress juga dapat mengakses layanan Psikologi Untuk Sehat Jiwa (SEJIWA) dengan cara menghubungi 119 lalu tekan 8. Informasi lebih detail silahkan cek di website sejiwa atau kunjungi website himpsi. Pembaca sekalian juga dapat mengakses audio relaksasi mental yang dapat dilakukan di rumah.

Sekian dan terimakasih.

Referensi :

Machdy, R. (2020). Loving The Wounded Soul : Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

santiriksa
Sedang belajar ngeblog II Yuk Follow IG @gubug_jiwa atau klik logo Instagram di halaman paling bawah

Related Posts

Posting Komentar