GubugJiwa

Tentang Sebuah Kepercayaan

22 komentar

    

Kepercayaan yang dikhianati

    Cerita yang berkaitan dengan sebuah kepercayaan ini adalah pengalamanku yang baru terjadi di awal bulan Desember 2020 ini, namun nama tokoh bukan nama asli yah . Yuk langsung saja kita berkenalan dengan tokoh utama di cerita ini :

1.       Fanda = Seorang perempuan  yang hobi makan

2.       Tami = Seerang perempuan juga hobi makan juga tapi gabisa gemuk

 Perkenalan

    Fanda tinggal di sebuah kos khusus wanita yang cukup nyaman karena sudah ia tinggali selama 5 tahun. Sebagai seorang perempuan yang sudah memiliki pekerjaan, Fanda memiliki aktivitas yang bisa dibilang agak teratur. Selain itu, Fanda juga menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas lain karena merasa masih punya cukup energi untuk mengerjakan pekerjaan lain.

    Hingga suatu hari Fanda melihat ada anak baru yang pindahan ke kosnya. Fanda yang hobi menyapa tetangganya ini berinisiatif untuk menyapa tetangga barunya.

Fanda

: “Hay, kamu baru pindah kesini ?”

Tami

: “Hay, iya hehee”


    
Tami terlihat masih malu-malu dan belum bisa terbuka dengan kehadiran Fanda. Fanda mengerti hal itu dan membiarkan Tami sendirian. Setelah itu Fanda melanjutkan aktivitasnya karena harus segera bekerja.

    Secara ekonomi, Fanda sudah mandiri karena sudah bekerja, sedangkan Tami masih belum mandiri dan mengandalkan kiriman uang dari orang tua melalui ATM.

    Ketika pulang kerja, Fanda sengaja mampir lagi ke kamar Tami untuk menjalin silaturahmi. Hari demi hari dilalui bersama dan hubungan mereka berdua menjadi semakin dekat. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama sekedar untuk makan bersama, nonton film hingga bermain ke tempat wisata bersama-sama.

Berlibur

Fanda

: “Eh minggu ini aku ada libur panjang nih ? main yuk”

Tami

: “Lha kamu ga ada acara komunitas ?”

Fanda

: “Lagi kosongg semua nih, pengen main yang jauhh... mantai yuh”

Tami

: “Pantai mana ??, di deket sini pantai nya kurang bagus, dan banyak sampahnya”

Fanda

: “Ahhh... iya yahh... Gimana kalau ke pantai selatan ? Kayaknya pantai di sana bagus dan ada banyak pilihannya”

Tami

: “Boleh nih, tapi jauh lho itu, naik apa kesana ?”

Fanda

: “Udah gapapa sekali-kali lah kita main agak jauh hehee... Naik motorku aja”

Tami

: “Okedehh...”

Kenangan

Sampailah di hari H, Fanda dan Tami menginap di hotel yang sama dan tidur bersama. Paginya mereka pergi ke beberapa pantai berdua. Mulai dari pantai yang berkarang hingga pantai yang berpasir putih. Mereka menikmati hari mereka berdua dengan sangat menyenangkan, namun hari mulai petang dan Fanda harus bekerja di keesokan harinya. Akhirnya mereka berdua pulang ke kos dan beristirahat.

    Semakin hari hubungan mereka menjadi semakin dekat, mereka saling menginap di kamar satu sama lain dan sering makan bersama.

    Suatu hari Tami ketika Fanda sedang memasang, Tami ijin untuk meminjam motor untuk pergi ke ATM karena adiknya minta dikirim uang. Kemudian hari berjalan seperti biasa, Tami tidur di kamar Fanda, mereka makan bersama, menonton film bersama dan bercerita bersama.

    Dua hari kemudian, karena uang cash Fanda sudah habis, Fanda berniat untuk mengambil uangnya di ATM, namun ia tidak menemukan kartu ATM-nya. Fanda memang sudah menyadari bahwa dirinya adalah orang yang ceroboh dan pelupa dalam menaruh barang. Kemudian Fanda dibantu Tami mencari keberadaan kartu ATM Fanda, namun hasilnya tetap nihil.

    Keesokan harinya, Fanda berniat untuk mengurus ATM nya yang hilang, namun pekerjaan Fanda tidak dapat ditinggalkan, sehingga harus menunda pengurusan kartu ATM. Di hari yang sama, orang tua Tami sakit dan mengharuskan Tami untuk pulang kembali ke rumah orang tuanya.

    Hari berikutnya, akhirnya Fanda berkesempatan untuk mengurus kartu ATM nya yang hilang. Kemudian Fanda segera mengambil uang karena ia sudah tidak memegang uang cash lagi. Setelah di cek ternyata uang di dalam ATM Fanda sudah terkuras habis, hanya disisakan sekitar 300.000 saja. Fanda langsung kaget karena ia tida merasa mengambil uang sekian juta di dalam ATM-nya. Kemudian Fanda kembali ke Costumer Service untuk mengurus kehilangannya. Selain ke Costumer Service, Fanda juga mengurus kehilangannya ke kantor polisi dan dibantu oleh rekan kerja serta atasan Fanda.

Pelaporan Kehilangan

Masih Haruskah Memegang Sebuah Kepercayaan ?

    Tami juga tiba-tiba susah untuk dihubungi, Fanda mencurigai  Tami sebagai orang yang mengambil uang di ATM-nya. Namun Fanda tidak memiliki bukti yang kuat dan merasa berdosa karena suudzon dengan teman dekatnya.

    Kemudian Fanda tetap bercerita dengan Tami terkait kehilangan dan proses yang telah dilakukan sampai ke kantor polisi dan ada bukti CCTV meskipun belum keluar hasil CCTV. Tami akhirnya ketakutan dan mengakui bahwa ATM dan uang di dalamnya ia ambil. Fanda shock dengan kenyataan yang dihadapinya bahwa orang terdekatnya telah mengkhianati kepercayaan yang selama ini mereka bangun.

    Fanda sakit hati se-sakit-sakitnya dan meminta penjelasan Tami terkait bagaimana ia tahu pin kartu ATM Fanda, kapan dan mengapa Tami melakukan hal tersebut. Tami akhirnya mengakui perbuatan yang ia lakukan itu. Ternyata, hari di mana Tami meminjam motor Fanda adalah hari pertama Tami mengambil uang di ATM Fanda, awalnya Tami berkata bahwa uang dikirim ke adiknya, namun akhirnya ia berkata bahwa uang tersebut digunakan untuk makan. Namun jumlah yang diambil pertama kali ini senilai 300.000 sangat berlebihan jika digunakan untuk makan. Bahkan setelah itu Tami masih bercanda dan tidur bersama Fanda.

Pengambilan uang dari ATM teman

    Pengakuan berikutnya Tami menceritakan bahwa ia terpaksa mengambil uang sekian juta karena uangnya dipinjam oleh temannya. Setelah ditanya berapa uang yang dipinjam oleh temannya, Tami berkata bahwa uangnya dipinjam sekian ratus ribu. Fanda terkejut dan terheran-heran kenapa yang diambil sekian juta.

    Satu hal lagi yang membuat penasaran adalah bagaimana Tami bisa tau pin pada kartu ATM Fanda. Ternyata Tami mengakui bahwa pernah memperhatikan Fanda memencet tombol pin ATM dan masih diingat sampai sekarang. Kejadian tersebut diakui sudah lama, namun Fanda sungguh merasa kecewa kenapa ia masih mengingat-ingat pin ATM Fanda.

    Tami merasa ketakutan karena sudah mengurus kasus tersebut di kepolisian setempat, akhirnya Tami meminta maaf dan meminta agar Fanda mencabut laporannya tersebut. Fanda sama sekali tidak melihat ketulusan Tami dalam meminta maaf karena keterangan diberikan penuh dengan kejanggalan. Fanda juga merasa sakit hati sekali karena pelakunya adalah orang terdekatnya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri.

Dekor ulang kamar

    Meskipun sakit hati yang dirasakan oleh Fanda masih sangat berbekas ketika melihat setiap sudut kamar dimana sering digunakan untuk menghabiskan waktu bersama Tami, Fanda berusaha memaafkan Tami. Fanda memustuskan untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan asalkan uang yang diambil oleh Tami dikembalikan meskipun dengan cara mencicil. Selain itu, Tami juga diminta untuk membuat surat pernyataan bahwa ia telah mengambil uang tanpa ijin dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

    Sekian~

    Jadi apa pesan moral dari cerita di atas ?

    Bahwa sebenarnya uang bisa dicari, namun sebuah kepercayaan tidak bisa dibeli dengan apapun di dunia ini. Meskipun kata maaf sudah diterima, namun hubungan tida akan sama lagi, dan beberapa orang di sekitar Fanda yang pastinya sudah mengetahui pelakunya juga tidak akan memberikan kepercayaan kepada Tami.

    Terimakasih sudah berkunjung dan membaca sampai akhir😊

santiriksa
Sedang belajar ngeblog II Yuk Follow IG @gubug_jiwa atau klik logo Instagram di halaman paling bawah

Related Posts

22 komentar

  1. Ya Allah mbak Tami...qiqiqiqi

    Moga Allah ganti yang lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh ga sengaja namanya sama Mba

      Amiin, makasih Mba :)

      Hapus
  2. Ya Allah, Tami kok gitu sih. 😃 Please, jangan laporkan aku ke polisi. Nanti aku ganti kok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaaa, aduh maaf Mba, namanya jadi sama kayak nama Mba, tapi ini bukan nama asli kok Mba :)

      Hapus
  3. Temen yang bener² temen emang susah dicari. Serem juga, punya temen model gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, udah kenal bertahun-tahun gak jaminan yah Mba

      Hapus
  4. Padahal kepercayaan itu harganya mahal sekali :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul sekali Mba, ibarat uang bisa dicari tapi kepercayaan ga bisa dibeli pakai apapun

      Hapus
  5. ya Allah nyesek bangeeeet, ini sih ngasih tau banget ya buat selalu aware dengan pin password atau apapun karena nggak semua orang bisa dipercaya huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Mba, masih ga percaya dan saya gak pernah memberikan pin atm saya secara langsung ke dia. Sakitnya dia sengaja ngeliat pas saya mau ambil uang dan diinget-inget huhuuu

      Hapus
  6. duh mbak tami wkwkwk tak kusangka. eh tapi bukan mbak tami blogspedia coaching kaan ..hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihii... Bukan Mba Tami Blogspedia kok Mba, ini Mba Tami versi fiksi hehee

      Hapus
  7. Masih bisa-bisanya ngobrol santai.
    Wah mba tami ini
    Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, udah ga habis pikir kok masih bisa bercanda dan tidur sekamar sama saya huhuuu

      Hapus
  8. Betul.
    Kepercayaan tidak bisa dibeli dengan apapun di dunia ini.
    Setuju banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Mba, sekalinya kecewa ga bisa diperbaiki lagi huhuu

      Hapus
  9. harus hati-hati berteman sekarang ya mba, gak disangka-sangka kayak gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Mba, mulai sekarang jadi lebih selektif dalam milih temen hehee

      Hapus

Posting Komentar