Cerita yang berkaitan dengan sebuah
kepercayaan ini adalah pengalamanku yang baru terjadi di awal bulan Desember 2020 ini, namun nama tokoh bukan nama asli yah . Yuk langsung saja kita
berkenalan dengan tokoh utama di cerita ini :
1. Fanda
= Seorang perempuan yang hobi makan
2. Tami
= Seerang perempuan juga hobi makan juga tapi gabisa gemuk
Perkenalan
Fanda tinggal di sebuah kos
khusus wanita yang cukup nyaman karena sudah ia tinggali selama 5 tahun.
Sebagai seorang perempuan yang sudah memiliki pekerjaan, Fanda memiliki
aktivitas yang bisa dibilang agak teratur. Selain itu, Fanda juga menyibukkan
diri dengan berbagai aktivitas lain karena merasa masih punya cukup energi
untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Hingga suatu hari Fanda melihat
ada anak baru yang pindahan ke kosnya. Fanda yang hobi menyapa tetangganya ini
berinisiatif untuk menyapa tetangga barunya.
Fanda |
: “Hay, kamu baru pindah kesini ?” |
Tami |
: “Hay, iya hehee” |
Tami terlihat masih malu-malu dan
belum bisa terbuka dengan kehadiran Fanda. Fanda mengerti hal itu dan
membiarkan Tami sendirian. Setelah itu Fanda melanjutkan aktivitasnya karena
harus segera bekerja.
Secara ekonomi, Fanda sudah
mandiri karena sudah bekerja, sedangkan Tami masih belum mandiri dan
mengandalkan kiriman uang dari orang tua melalui ATM.
Ketika pulang kerja, Fanda
sengaja mampir lagi ke kamar Tami untuk menjalin silaturahmi. Hari demi hari
dilalui bersama dan hubungan mereka berdua menjadi semakin dekat. Mereka berdua
sering menghabiskan waktu bersama sekedar untuk makan bersama, nonton film
hingga bermain ke tempat wisata bersama-sama.
Berlibur
Fanda |
: “Eh minggu ini aku ada libur panjang nih ? main
yuk” |
Tami |
: “Lha kamu ga ada acara komunitas ?” |
Fanda |
: “Lagi kosongg semua nih, pengen main yang
jauhh... mantai yuh” |
Tami |
: “Pantai mana ??, di deket sini pantai nya
kurang bagus, dan banyak sampahnya” |
Fanda |
: “Ahhh... iya yahh... Gimana kalau ke pantai
selatan ? Kayaknya pantai di sana bagus dan ada banyak pilihannya” |
Tami |
: “Boleh nih, tapi jauh lho itu, naik apa kesana
?” |
Fanda |
: “Udah gapapa sekali-kali lah kita main agak
jauh hehee... Naik motorku aja” |
Tami |
: “Okedehh...” |
Sampailah di hari H, Fanda dan Tami menginap di hotel yang sama dan tidur bersama. Paginya mereka pergi ke beberapa pantai berdua. Mulai dari pantai yang berkarang hingga pantai yang berpasir putih. Mereka menikmati hari mereka berdua dengan sangat menyenangkan, namun hari mulai petang dan Fanda harus bekerja di keesokan harinya. Akhirnya mereka berdua pulang ke kos dan beristirahat.
Semakin hari hubungan mereka menjadi
semakin dekat, mereka saling menginap di kamar satu sama lain dan sering makan
bersama.
Suatu hari Tami ketika Fanda
sedang memasang, Tami ijin untuk meminjam motor untuk pergi ke ATM karena
adiknya minta dikirim uang. Kemudian hari berjalan seperti biasa, Tami tidur di
kamar Fanda, mereka makan bersama, menonton film bersama dan bercerita bersama.
Dua hari kemudian, karena uang
cash Fanda sudah habis, Fanda berniat untuk mengambil uangnya di ATM, namun ia tidak
menemukan kartu ATM-nya. Fanda memang sudah menyadari bahwa dirinya adalah
orang yang ceroboh dan pelupa dalam menaruh barang. Kemudian Fanda dibantu Tami
mencari keberadaan kartu ATM Fanda, namun hasilnya tetap nihil.
Keesokan harinya, Fanda berniat
untuk mengurus ATM nya yang hilang, namun pekerjaan Fanda tidak dapat
ditinggalkan, sehingga harus menunda pengurusan kartu ATM. Di hari yang sama,
orang tua Tami sakit dan mengharuskan Tami untuk pulang kembali ke rumah orang
tuanya.
Hari berikutnya, akhirnya Fanda
berkesempatan untuk mengurus kartu ATM nya yang hilang. Kemudian Fanda segera
mengambil uang karena ia sudah tidak memegang uang cash lagi. Setelah di cek ternyata uang di dalam ATM Fanda sudah
terkuras habis, hanya disisakan sekitar 300.000 saja. Fanda langsung kaget
karena ia tida merasa mengambil uang sekian juta di dalam ATM-nya. Kemudian
Fanda kembali ke Costumer Service
untuk mengurus kehilangannya. Selain ke Costumer
Service, Fanda juga mengurus kehilangannya ke kantor polisi dan dibantu oleh rekan kerja serta atasan Fanda.
Masih Haruskah Memegang Sebuah Kepercayaan ?
Tami juga tiba-tiba susah untuk dihubungi, Fanda mencurigai Tami sebagai orang yang mengambil uang di ATM-nya. Namun Fanda tidak memiliki bukti yang kuat dan merasa berdosa karena suudzon dengan teman dekatnya.
Kemudian Fanda tetap bercerita
dengan Tami terkait kehilangan dan proses yang telah dilakukan sampai ke kantor
polisi dan ada bukti CCTV meskipun belum keluar hasil CCTV. Tami akhirnya
ketakutan dan mengakui bahwa ATM dan uang di dalamnya ia ambil. Fanda shock dengan kenyataan yang dihadapinya
bahwa orang terdekatnya telah mengkhianati kepercayaan yang selama ini mereka
bangun.
Fanda sakit hati
se-sakit-sakitnya dan meminta penjelasan Tami terkait bagaimana ia tahu pin
kartu ATM Fanda, kapan dan mengapa Tami melakukan hal tersebut. Tami akhirnya
mengakui perbuatan yang ia lakukan itu. Ternyata, hari di mana Tami meminjam
motor Fanda adalah hari pertama Tami mengambil uang di ATM Fanda, awalnya Tami
berkata bahwa uang dikirim ke adiknya, namun akhirnya ia berkata bahwa uang
tersebut digunakan untuk makan. Namun jumlah yang diambil pertama kali ini
senilai 300.000 sangat berlebihan jika digunakan untuk makan. Bahkan setelah
itu Tami masih bercanda dan tidur bersama Fanda.
Pengakuan berikutnya Tami menceritakan bahwa ia terpaksa mengambil uang sekian juta karena uangnya dipinjam oleh temannya. Setelah ditanya berapa uang yang dipinjam oleh temannya, Tami berkata bahwa uangnya dipinjam sekian ratus ribu. Fanda terkejut dan terheran-heran kenapa yang diambil sekian juta.
Satu hal lagi yang membuat penasaran
adalah bagaimana Tami bisa tau pin pada kartu ATM Fanda. Ternyata Tami mengakui
bahwa pernah memperhatikan Fanda memencet tombol pin ATM dan masih diingat
sampai sekarang. Kejadian tersebut diakui sudah lama, namun Fanda sungguh
merasa kecewa kenapa ia masih mengingat-ingat pin ATM Fanda.
Tami merasa ketakutan karena
sudah mengurus kasus tersebut di kepolisian setempat, akhirnya Tami meminta
maaf dan meminta agar Fanda mencabut laporannya tersebut. Fanda sama sekali
tidak melihat ketulusan Tami dalam meminta maaf karena keterangan diberikan
penuh dengan kejanggalan. Fanda juga merasa sakit hati sekali karena pelakunya
adalah orang terdekatnya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri.
Meskipun sakit hati yang
dirasakan oleh Fanda masih sangat berbekas ketika melihat setiap sudut kamar
dimana sering digunakan untuk menghabiskan waktu bersama Tami, Fanda berusaha
memaafkan Tami. Fanda memustuskan untuk menyelesaikan permasalahan ini secara
kekeluargaan asalkan uang yang diambil oleh Tami dikembalikan meskipun dengan
cara mencicil. Selain itu, Tami juga diminta untuk membuat surat pernyataan
bahwa ia telah mengambil uang tanpa ijin dan berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.
Sekian~
Jadi apa pesan moral dari cerita
di atas ?
Bahwa sebenarnya uang bisa dicari, namun sebuah kepercayaan tidak bisa dibeli dengan apapun di dunia ini. Meskipun kata maaf sudah diterima, namun hubungan tida akan sama lagi, dan beberapa orang di sekitar Fanda yang pastinya sudah mengetahui pelakunya juga tidak akan memberikan kepercayaan kepada Tami.
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca sampai akhir😊
Waduh, gawat banget ya. Kisah nyatakah ini mbak
BalasHapusIya kisah nyata Mba, baru aja kejadian jadi gaada ide lain buat nulis hehee
HapusMasyaAllah, smg diganti yg lebih baik
HapusAmiin, makasih Mba
HapusYa Allah mbak Tami...qiqiqiqi
BalasHapusMoga Allah ganti yang lebih baik
Aduh ga sengaja namanya sama Mba
HapusAmiin, makasih Mba :)
Ya Allah, Tami kok gitu sih. 😃 Please, jangan laporkan aku ke polisi. Nanti aku ganti kok.
BalasHapusHahaaa, aduh maaf Mba, namanya jadi sama kayak nama Mba, tapi ini bukan nama asli kok Mba :)
HapusTemen yang bener² temen emang susah dicari. Serem juga, punya temen model gini.
BalasHapusIya Mba, udah kenal bertahun-tahun gak jaminan yah Mba
HapusPadahal kepercayaan itu harganya mahal sekali :")
BalasHapusIya betul sekali Mba, ibarat uang bisa dicari tapi kepercayaan ga bisa dibeli pakai apapun
Hapusya Allah nyesek bangeeeet, ini sih ngasih tau banget ya buat selalu aware dengan pin password atau apapun karena nggak semua orang bisa dipercaya huhuhu
BalasHapusIyah Mba, masih ga percaya dan saya gak pernah memberikan pin atm saya secara langsung ke dia. Sakitnya dia sengaja ngeliat pas saya mau ambil uang dan diinget-inget huhuuu
Hapusduh mbak tami wkwkwk tak kusangka. eh tapi bukan mbak tami blogspedia coaching kaan ..hihi
BalasHapusHihii... Bukan Mba Tami Blogspedia kok Mba, ini Mba Tami versi fiksi hehee
HapusMasih bisa-bisanya ngobrol santai.
BalasHapusWah mba tami ini
Hihihi
Iyaa, udah ga habis pikir kok masih bisa bercanda dan tidur sekamar sama saya huhuuu
HapusBetul.
BalasHapusKepercayaan tidak bisa dibeli dengan apapun di dunia ini.
Setuju banget :)
Iyah Mba, sekalinya kecewa ga bisa diperbaiki lagi huhuu
Hapusharus hati-hati berteman sekarang ya mba, gak disangka-sangka kayak gitu
BalasHapusIyah Mba, mulai sekarang jadi lebih selektif dalam milih temen hehee
Hapus