Bloging dan Manajemen Waktu
Halo... Perkenalkan aku santiriksa. Kali ini aku akan sedikit membahas tentang alasan mengapa memilih blog sebagai media untuk menulis dan tips manajemen waktu. Semoga bermanfaat. Selamat Membaca 😎
Apakah menjadi penulis adalah mimpiku sejak kecil ? Kurasa tidak. Apakah sejak dulu suka membaca buku ? Kurasa tidak. Lalu kenapa ingin menjadi penulis ? Keinginan menulis ini semacam menjadi nazar untuk menerbitkan minimal sebuah buku ketika aku masih kuliah. Tapi apakah terwujud ? Tidak semudah itu. Bahkan sampai lulus kuliah aku belum berhasil menerbitkan satupun buku di penerbit indie manapun, jangankan menerbitkan, punya draft bukupun juga belum.
Ketika ditanyakan tentang alasan kenapa ingin menjadi penulis ketika itu ? Secara pribadi masih belum memiliki alasan yang kuat, seingatku ketika masih SD aku sudah suka membaca majalah BOBO, kemudian ketika SMP mulai suka ke perpustakaan membaca komik tentang tokoh-tokoh penemu. Sepertinya hanya itu, setelah itu aku pribadi tidak memiliki kenangan yang cukup banyak tentang membaca. Ketika memasuki bangku kuliah, aku dihadapkan oleh berbagai macam buku tebal dan merasa sangat muak dengan membaca dan menulis, dan akhirnya dipertemukan dengan teman yang mengoleksi berbagai macam buku dari Parmoedya Ananta Toer dan sering mengajakku untuk shopping buku, hingga sampai di titik dimana aku dipertemukan dengan Novel pertama yang membuatku menangis dan membuatku mulai jatuh cinta lagi dengan dunia buku, namun belum masuk ke ranah ingin menjadi penulis, hanya mulai tertarik lagi dengan buku.
Perlahan namun pasti, dunia menggiringku untuk lebih mencintai buku dengan cara menjadikanku menjadi asisten perpustakaan di kampusku. Semua terasa seolah seperti takdir, kenapa bisa begitu ? Ketika itu aku semester 5 dan sengaja berhenti dari semua organisasi, namun belum bisa langsung menghindari semua kesibukan. Kemudian aku melihat lowongan asisten perpustakaan jurusan, dan ketika itu sangat mepet antara pendaftaran, interview dan liburan. Entah mengapa ketika itu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk interview H-1 sebelum liburan (tepatnya H-1 sebelum aku pulang kerumah). Beberapa hari atau minggu kemudian pengumuman bahwa aku diterima menjadi asisten perpustakaan yang membuatku punya basecamp baru yaitu perpustakaan dan makin mendekatkanku dengan buku. Semakin lama semakin tumbuh keinginan untuk menulis meskipun masih belum berani.
Jika ditanyakan kapan mulai bikin blog, aku sudah mulai mikin dan postingan pertama di tahun 2016 ketika aku memasuki semester tiga atau empat. Namun, blog itu menjamur dan tidak terurus hingga tahun 2020 ini, hingga aku dipertemukan dengan kelas blogging gratis milik Mba Marita (yuk yuk cek blog coach Marita Blogspedia Coaching for Newbie). Lalu sebenernya apasih alasan aku menulis di blog, berikut ulasan lebih lengkapnya :
Alasan ngeblog
Sebagai ekspresi menuliskan kegalauan
Introvert, sebuah pembahasan yang sejak dulu tak kunjung habis. Sedikit membahas tentang introvert ini yaitu orang-orang yang energinya lebih banyak dihabiskan ke dalam diri dan mendapatkan banyak energi dengan cara “me time”, namun sebagai seorang introvert aku juga membutuhkan wadah atau tempat untuk menuangkan semua kegelisahanku. Dan ya, salah satu caranya pasti dengan berbagi cerita dengan orang lain, “pendamping” dari “cerita dengan orang lain” adalah perenungan mendalam dari permasalahan yang kuhadapi, dan sering kali memunculkan “inside”. Nah, melalui media blog ini dapat menjadikan tempat untuk menuangkan ide-ide atau pemikiran baru yang aku dapatkan dari berbagai permasalahan yang aku hadapi. Melalui proses menulis ini, dengan atau tanpa disadari juga menjadi salah satu prosesku dalam “healing” dari berbagai macam situasi yang aku anggap sebagai “problem” atau masalah.
Berbagi perspektif dengan banyak orang
Alasan berikutnya adalah karena setiap orang memiliki permasalahannya sendiri dengan berbagai pemaknaannya masing-masing, aku ingin membagikan pemaknaan yang aku peroleh dari perspektif atau sudut pandangku. Rasa yang ditimbulkan dari proses berbagi ini terkadang meningkatkan hormon bahagia untuk beberapa orang, dan hormon ini dapat mengurangi stress yang aku alami. Perspektif ini memang tidak bisa dipaksakan untuk diterima oleh semua sudut pandang, namun melalui perspektif ini setidaknya dapat membuat pembaca memiliki pandangan baru tentang perspektif lain.
(Semoga) dapat menebarkan kebermanfaatan kepada orang lain
Kebermanfaatan kurasa menjadi salah satu yang subjektif, apalagi tidak produk yang diberikan atau dihasilkan tidak berbentuk. Harapannya dengan menuangkan hasil endapan perspektif ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Terkadang, seseorang membutuhkan “teman” bahwa yang menghadapi permasalahan tidak hanya dia, namun orang lain juga sedang berjuang. Penekanan tulisan atau hasil karya ini tidak pada permasalahan, namun bagaimana menghadapi permasalahan tersebut versi penulis beserta hasil endapan permasalahan. Harapannya agar pembaca dapat terinspirasi dan merasa “punya teman berjuang” melalui tulisan yang dibuat.
Blog mudah dibuat
Sekarang akan lebih mengerucutkan sudut pandang penulis dalam ruang lingkup blog. Kenapa memilih blog ? salah satu alasannya adalah karena blog mudah dibuat. Jika hanya ingin membuat blog saja kemungkinan besar sudah banyak tutorial cara membuat blog di google maupun Youtube dibandingkan harus membuat buku. Akan tetapi, yang sulit adalah mengembangkan dan mempertahankan blog tersebut. Tulisan di blog probadi juga cenderung tidak ada tuntutan yang signifikan seperti tuntutan ketika menulis buku.
Blog mudah dipublikasikan
Melalui blog juga sangat mudah untuk mempublikasikan tulisan, ibaratnya tinggal memencet saja, karya sudah terpublikasi. PR nya disini adalah apakah ada pembacanya ? Nah disini tantangannya, karena blog juga mudah dipublikasikan maka saingannya juga pastilah banyak. Oleh sebab itu, untuk menjawab PR diatas maka diperlukan skill untuk meningkatkan kualitas blog agar memiliki banyak pembaca sehingga kebermanfaatan yang diberikan semakin luas.
Sepertinya kelima alasan di atas adalah “The Big Why” aku menulis di blog. Setelah menemukan kelima alasan tersebut, masih terdapat satu hal yang menjadi permasalahan yaitu Manajemen Waktu. Sebagai seorang pegawai di sebuah instansi, menjadi volunteer di sebuah komunitas, dan memiliki kerja “part time” membuatku harus pintar-pintar membagi waktu dengan menulis blog. Berikut beberapa tips manajemen waktu
Tips Manajemen Waktu
Buat Skala Prioritas
Skala prioritas disini akan kubagi menjadi dua, yaitu prioritas berdasarkan kepentingan dan yang kedua yaitu prioritas berdasarkan waktu. Coba identifikasi mana saja hal-hal yang “penting dan harus segera selesai”, “penting tapi masih bisa ditunda”, “kurang penting tapi harus segera selesai” dan mana yang “kurang penting dan masih bisa ditunda”. Setelah itu baru prioritaskan yang pertama adalah “penting dan harus segera selesai”, kemudian “kurang penting tapi harus segera selesai”, lalu yang “penting dan masih bisa ditunda” dan yang terakhhir “kurang penting dan masih bisa ditunda”.
Buat Jadwal “Reminder”
Sebagai salah satu cara untuk mengingatkan dengan skala prioritas berdasarkan waktu ini maka dibutuhkan pengingat atau “reminder” maka akan menjadi penolong bagi kita jika kita membuat jadwal yang jelas. Setelah jadwal tersusun dengan rapi, maka atur alarm sesuai dengan tanggal, jam, dan label acara.
Manajemen Mood
Nah, bagian ini kadang memang menjadi tantangan tersendiri untuk kita. Istilah “the power of kepepet” menjadi salah satu semboyan bagi banyak orang “deadliner”. Menurut saya pribadi, sebenarnya tidak perlu kepepet pun kita bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Namun banyak mindset yang membuat kita merasa malas atau tidak mood untuk mengerjakan sesuatu jika belum mepet. Nah kembali lagi ke diri kita masing-masing, tanamkan kesadaran sepenuhnya bahwa tidak selamanya mood yang mengontrol kita. Kita masih bisa mengusahakan untuk mengontrol mood kita, meskipun faktor biologi seperti hormon tetap memiliki perannya sendiri dalam dinamika mood kita.
Wah, sepertinya sudah cukup panjang yah tulisan tentang alasan kenapa menulis di blog dan tips manajemen waktu. Saya mohon maaf apabila masih banyak ketidaksepahaman dan kesalahan. Semoga bermanfaat 😀
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSama banget ini kalau salah satu alasannya buat ngatasin kegalauan wkwk. Eh, berbagi perspektif juga sama. Aku juga suka akan hal itu. Tulisannya menarik. Semangat ngeblog mbk!
BalasHapusJadi wadah curhat terselubung yah Mba 😊 Semangat ngeblog juga Mbaa
Hapusbener juga ya harus ada skala prioritasnya. Pantesan ya aku bikin jadwal gak pernah full selesai pasti ada aja yang gak dikerjain. ternyata secara gak sadar aku pilih yang mana yang emang segera harus dikerjain. aku mah semua dimasukin ke jadwal. soalnya biar inget gitu harus ngerjain apa. haha
BalasHapusAku juga masih sering gitu hehee, nulis ini sambil reminder diri sendiri 😁
HapusSaya kena banget di kalimat -- deadliner 😂
BalasHapusSaya juga tipe deadliner Mba, jadi makin meresapi peran hahaa
Hapus